Ibu Dan Tetangga Duda

Administrator

Ibu Dan Tetangga Duda

by #Veljko


Sore hari menjelang petang, aku yang waktu itu masih duduk di sekolah menengah pertama, baru pulang dari main bola dengan teman-temanku, sesampainya dirumah dengan keadaan sepi, aku langsung ingin mandi, sudah biasa setiap sore aku pulang main dengan keadaan seperti ini, karena ibu pasti ada di belakang rumah untuk ngecek keadaan ternak beserta juga satu tetangga duda depan rumah, waktu sore aku pulang main selalu mereka berdua di belakang rumah. Ibuku bernama Nanik, seorang ibu 40 tahun dari aku Fandi anak tunggalnya, Ayahku Sutomo 5 tahun lebih tua dari ibu, kami tinggal bertiga di rumah, ayahku seorang koki di sebuah hotel di luar kota, dengan pekerjaan nya, dia biasanya hanya pulang 1 atau dua minggu sekali, ayah membuat usaha ternak kambing yang ditempatkan di belakang rumah, dengan kesibukanya bekerja, ayah meminta bantuan orang untuk mengurus keseharian di peternakan kecil keluarga kami. Ada beberapa orang juga yang kadang mencari rumput dan dijual ke rumah untuk pakan ternak, tapi keseluruan dari kepengurusan ternak ayah mempasrahkan ke tetangga depan rumah, Namanya Edy, seorang yang usianya sama dengan ibu, dia sebenarnya orang pindahan ke kampung kami, tapi entah masalah apa waktu aku masih di sekolah dasar, dia bercerai dengan istrinya, dan dia masih tinggal di kampung kami bersama anak nya laki-laki yan seumuran denganku, rumahnya berhadapan dengan rumah kami. Waktu itu dia bekerja disebuah bengkel motor didesa sebelah, dengan kerjanya yang fleksibel dan tetangga juga, akhirnya ayah meminta bantuan dia untuk mengurus ternak dirumah, memberi makan, sampai mengurus semua keperluan ternak, dari pagi sebelum masuk kerja dan sore waktu pulang kerja, kadang juga siang hari dia sempetin untuk cek keadaan ternak waktu istirahat pulang dari kerjanya, seringnya sore hari mas ari dibantu ibu juga untuk ngurus ternak, karna ibu juga ada kesibukan ngurus toko kelontong kecil di rumah. Semua berjalan lancar, dan setiap sore juga aku bisa lihat ibu dan mas Edy saling bantu untuk urusan ternak, ibu juga orang yang supel apalagi mas ari juga tetangga sendiri, mereka ngobrol dan kadang juga bercanda jadi gak ada yang aneh dari kegiatan tiap sore yang aku lihat, sampai di suatu sore aku mulai curiga dengan mereka berdua yang terlihat beda dari hari-hari sebelumnya, dan keanehan ini juga berlanjut di hari-hari setelahnya. Aku pulang dari main seperti biasanya, aku yang ingin mandi melihat ibu dan mas Edy dikandang, tapi dengan keadaan badan mas Edy yang lepek dan berkeringat, tidak memakai baju cuma pakai celana pendek levis yang dipakainya kerja, ibu juga hanya memakai daster yukensi yang agak terbuka di area dada dan punggung atas nya, daster yang emang dipakai ibu waktu dirumah saja, dengan rambut sebahu nya yang di ikat ke atas memperlihatkan tubuhnya yang putih juga berkeringat seperti mas Edy. Mereka sedang ngobrol sambil ngasih pakan ke ternak, dan saking asyiknya ngobrol sampai tidak sadar kalau aku sudah pulang dan berada di belakang rumah, aku yang kadang juga iseng lihat-lihat keadaan ternak sepulang main sore memutuskan untuk menghampiri mereka berdua, dengan jarang sekitar 10 meter dari bagian belakang rumah aku berjalan menghampiri mereka berdua di kandang, keduanya menghadap kandang dan membelakangiku, saat berjalan menuju mereka yang masih tidak sadar aku berada disana, samar-samar aku mendengar apa yang mereka bicarakan.


Ibu Nanik : ya kamu sih, masih nekat aja


Edy : udah gak bisa ditahan mbak, ya gimana [sambil ketawa kecil ke ibu]


Ibu Nanik : hishh, ngawur aja mulutmu. [sambil noleh ke belakang dan tau kalo aku sudah dekat dengan mereka]


Ibu Nanik : lohh udah pulang nak, buruan mandi udah mau gelap


Fandi : iya bu, mau lihat-lihat dulu


Ibu Nanik : lihat apa, udah buran gihh


Fandi : iya bentar bu, abis kerjain apa sih bu, sampai kecapean banget kayaknya ( tanyaku saat melihat badan mereka berdua lepek dengan keringat )


Ibu Nanik : Ini tadi bantu-bantu mas Edy ngangkat pakan yang baru dari gudang


Edy : Iya fan, tadi ibu bantuin mas Edy, berat soalnya, mas Edy aja sampek gakuat ( sambil ketawa kecil ke ibu )


Ibu Nanik : alahh, emang kamu gapernah kuat mas ( ibu membalas juga dengan ketawa kecil )


Ibu Nanik : udah nak, buruan gih mandi, nanti keburu gelap, ibu juga belum mandi soalnya, gantian cepet.


Fandi : Iya bu, aku mandi dulu.


Aku pun kembali ke rumah dan meningggalkan mereka berdua di sana, dan lanjut mandi, sudah selesai dengan mandiku, aku melihat ibu dan mas Edy masih ngobrol di belakang, akupun kembali ke kamar ku yang ada ditengah rumah, dan otomatis aku melewati kamar kosong paling belakang yang emang dibuat untuk tamu/saudara yang nginap dirumah, karena dirumah ada 3 kamar, 1 depan milik ayah ibu, tengah milik ku, dan yang belakang kamar kosong tersebut. Saat melewatinya aku melihat lampu kamar yang nyala, tidak biasanya lampu itu nyala, apalagi ini masih sore, dan pintunya juga terbuka setengah, dengan niat mau matiin lampu, aku masuk dan langsung melihat sprei yang agak berantakan, dan yang leabih mengagetkan lagi aku melihat ada kaos mas Edy yang tercecer bersama beha dan celan kolor ibu di lantai, persis di samping bawah ranjang. Aku yang kaget dan udah lupa dengan niat untuk matiin lampu langsung balik ke kamar ku, didalam kamar persaanku bercampur aduk, aku juga sedikit marah pada ibu, kenapa ibu bisa begitu dekat dengan mas Edy, dan apa mereka juga sampai berhubungan ranjang dengan bukti badan mereka tadi berkeringat dan ada pakaian mereka dikamar, beberapa menit kemudian karena kamarku bersebelahan pas dengan kamar kosong tadi, aku bisa mendengar mereka berdua masuk, dan sepertinya mengambil pakaianya tadi, ibu terus lanjut mandi, dan mas Edy kembali ke belakang, dan pulang lewat jalur samping rumah. Beberapa hari kedepan, aku yang udah curiga dengan ibu dan mas Edy terus memantau mereka berdua, tapi ya gak ada bukti atau gelagat dari mereka selama aku memantau, sampai di suatu hari ayah aku mengantar ayah ke stasiun untuk kembali pergi kerja yang ada di kecamatan sebelah, aku mengantar ayah malem dan dengan niat gak langsung pulang, aku mau langsung lanjut nongkrong ke warkop di desa, saat mau berangkat dari rumah ayah udah pesen ke ibu dan aku, karena besok ada bagian kandang yang harus di renovasi, waktu perjalanan aku disuruh ayah kalau balik nanti bilangin ke mas Edy, kata ayah mas Edy udah tau dan cuma di pesan kerjain renovasinya besok, dan bilang ke mas Edy minta uang renovasinya ke ibu. Aku pun mengiyakan semua perintah dari ayah, dan balik ke rumah, diperjalanan aku melewati warkop yang akan aku buat nongkrong dengan teman-teman, kebetulan juga di sana aku lihat mas Edy, karena kebetulan juga aku pun berhenti dan ingin menyampaikanya pada mas Edy, sekalian lanjut nongkrong karena temenku juga udah ada disana.



Edy : darimana fan, kok pake jaket segala ? ( tanya mas Edy saat melihatku )


Fandi : dari anter ayah ke stasiun mas, oh ya kata bapak renovasinya di suruh besok mas


Edy : lohh ayahmu udah berangkat kah


Fandi : iya baru aja ini, sama uangnya juga suruh minta sama ibu, ayah tadi pesen gitu ke aku


Edy : oke deh fan, beres.



Aku pun lanjut nongkrong dengan teman-teman, karena ini juga waktu liburan sekolah jadi aku bisa bebas sampai malem, karena saking asyiknya sampai lupa kalo udah jam setengah 2 pagi, aku pulang ke rumah, dan semua udah gelap, sepertinya ibu juga udah tidur, akupun lanjut tidur dan baru bangun jam 9 pagi, karena udan ada cahaya matahari yang masuk dari jendela dan suara orang merenovasi dibelakang, aku bangun melihat ke belakang, di dapur ada ibu yang lagi masak, dan dikandang ada mas Edy bersama pak sardi seroang tukang dari rt sebelah yang kurang lebih berusia sama atau lebih tua dari ayahku. Karena melihat dari dapur dan tau aku baru bangun tidur, ibu menawariku untuk sarapan, ibu juga dengan santainya cuma memakai daster yukensi satu tali yang membuat dada, dan sebagian punggung kelihatan, beha ungu nya juga seperti beradu dengan warna daster kuning nya.



Ibu Nanik : udah bangun lee, makan dulu ini


Fandi : iya bentar bu, mau lihat ke belakang dulu


sesampainya di belakang, mas Edy dan pak sardi sibuk dengan masing-masig pekerjaanya, aku langsung disapa sama mas Edy


Edy : baru bangun fan, tadi malem sampai jam berapa di warkop


Fandi : sampek jam 2 an mas, mumpung lagi liburan hehehe


Edy : masih kecil jangan keseringan nongkrong malem-malem


Fandi : gak papa sekali-kali



Aku duduk dan melihat-lihat pekerjaan mereka sampai sekitar setengah jam-an, ibu ke belakang sambil membawa gorengan untuk mareka berdua, masih memakai daster tadi, ibu kelihatan cantik dan putih mulus, apalagi dengan pakaian seperti itu, dengan tubuh agak gempal dan payudaranya yang segenggaman pria dewasa, agak kelihatan juga belahan dadanya, dengan rambut yang di kuncir ke atas juga memperlihatkan seluruh leher putihnya yang di lingkari dengan kalung emasnya.



Ibu Nanik : ini pak dimakan dulu masih anget


Pak sardi : iya mbak, taruh situ aja


Ibu Nanik : fan, kamu makan dulu sana ( sambil menaruh makanan nya tadi di meja kecil, dan meja itu sangat dekat dengan posisi pak sardi )


Fandi : iya bu, nanti aja belum laper



Ibu pun balik lagi ke rumah setelah menaruh makananya tadi, akupun berdiri dan mengambil gorengan tadi, kemudian duduk lagi di tempatku, sambil makan aku bisa mendengar dan mengerti maksud obrolan mas Edy dan pak sardi.



Pak sardi : gini enaknya kalo disini ya dy, makanya kamu mau


Mas Edy : hehe bisa aja pak, udah punya orang loo, jangan ngawur


Pak sardi : ya kan cuma bicara aja, aku juga jarang lihat, kan kamu tetangganya


Mas Edy : hehehe emang enak pak kalo dilihat, apalagi dicoba


Pak sardi : emang berani kamu ?


Mas Edy : pengenya gitu pak, kalo dianya mau sama gak berani hehehe


Pak sardi : ketahuan nanti baru tau kamu, makanya cepet cari lagi


Mas Edy : yahh ini juga lagi nyari pak, belum ada yang cocok


Pak sardi : gaya banget kamu, emang cari yang kayak gimana ?


Mas Edy : ya kalo bisa yang kayak tadi sih hehehe



Kemudian mereka tertawa bersama, aku yang dari tadi makan dan duduk denger obrolan mereka sedikit faham kalau mereka lagi ngomongin ibu, cuma aku pura-pura gak ngerti aja, selesai dengan makananku akupun berniat mandi dan main ke rumah temanku, yang cuma berjarak 5 rumah dari rumahku.‌



Fandi : aku masuk dulu ya mas


Mas Edy : iya fan, makan gih udah disuruh ibumu tadi


Fandi : iya mas


Aku pun masuk ke rumah, beres-beres mandi dan makan, selesainya aku lanjut main ke rumah teman, sambil pamitan ke ibu, aku melihat ibu di depan rumah lagi beres-beresin toko dan masih memakai dasternya tadi, dari jam 10an aku main sampai sekitar jam setengah 12 siang, waktu masih asyik main dan nongkrong dengan teman, karena aku berada di teras rumah temenku, aku bisa melihat pak sardi pulang melewati rumah dengan motor nya, karena emang tukang di daerahku kalau udah siang gini biasanya istirahat pulang, terus lanjut lagi jam 1 an sampai sore hari. Sekitar 15 menit tan dari melihat pak sardi tadi pulang, aku pun ingin pulang dulu barangkali ada sisa makanan yang bisa dibawa kesini dan sekalian ambil casan, aku pun pamit pulang bentar ke teman-teman yang masih sibuk main game. Sesampainya dirumah aku melihat pintu depan tertutup, tapi toko masih dibuka, aku yang tidak berfikir apa-apa langsung masuk kerumah, keadaan sepi dan aku tidak melihat ibu ditoko maupun di ruang tengah, pikirku ibu mungkin lagi dibelakang, akupun mau masuk ke kamarku untuk ambil casan, pas mau masuk karena kamar kosong berada pas disebelah kamarku, aku bisa melihat lampu kamar itu nyala dan pintunya tertutup. dan terdengar juga suara plok plok, terdengar juga suara decitan ranjang, aku mendekat dan menguping ke pintu, dan semakin jelas yang ku dengar tadi, perasaanku semakin campur aduk, apa ibu benar-benar melakukanya dengan mas Edy, semakin aku menguping suara itu semakin jelas, aku yang panik dan marah reflek mengetok pintu kamar dan memanggil ibu.


Fandi : buu, ibu didalem kah ?


Ibu Nanik : iya fann, ada apa ( berbarengan dengan jawaban ibu suara plok plok dan decitan ranjang langsung berhenti )


Fandi : ehh, ini buu, mau minta uang buat main ( aku yang panik mencari alasan minta uang, karena bingung juga kenapa aku tadi ngetok dan manggin ibu )


Ibu Nanik : iya nak, bentar yaa



Ceklekkk ( suara kunci pintu kamar, dan ternyata pintunya dikunci dari dalam ) ibu keluar dan cepat menutup pintu lagi, aku yang masih berada di depan kamar hanya sekilas melihat ranjang kamar, dan tidak melihat orang lain selain ibu yang keluar. Ibu keluar hanya menggunakan handuk putih selutut yang biasanya dipake mandi, dengan keadaan badan yang basah akan keringat, sampai rambutnya yang sebahu bagian ujungnya menempel di badanya karena basah, ibu juga seakan terburu-buru memakai handuknya, bisa di lihat dari kedua tanganya yang memegangi bagian depan handuk, dan saat ingin mengambil dompet yang berada di dapur aku bisa melihat handuknya bagian belakang yang agak melorot dan memperlihatkan bagian punggungnya yang mulus dan seperti licin akan keringatnya.



Fandi : kenapa dikunci segala sih bu


Ibu Nanik : ibu tadi beres-beres di dalem, habis mandi kan ada tukang dibelakang tadi, jadi ibu tutup


Ibu Nanik : nihh, mau main kemana ? ( sambil ngasih aku uang )


Fandi : mau ke desa sebelah bu


Ibu Nanik : yaudah hati-hati, jangan pulang terlalu malem


Fandi : iya buu ( aku yang masih sedikit bengong dan berjalan keluar rumah untuk pergi lagi )


Ibu Nanik : jangan lupa di tutup lagi nak pintunya


Fandi : iya buu ( sambil nengok belakang aku melihat ibu mau masuk lagi ke kamar )



Aku pun menutup pintu dan berjalan lagi ke rumah temanku, diperjalanan sampai duduk lagi dengan teman-teman, pikiranku masih ke ibu tadi, apa ibu beneran lagi main sama mas Edy, dengan pikiranku yang masih memikirkan suara tadi akupun pamit balik lagi kerumah dengan alasan mau bab, aku percepat jalan kerumah, dan masuk pelan-pelan kedalam. sesampainya di dalam lampu kamar maih nyala dan dengan pintu yang juga tertutup, dan sekarang malah kedengeran mereka lagi ngobrol, dan jelas banget kalo ada suara mas Edy di dalam kamar, saat mencoba menguping mereka berhenti ngobrol dan berganti suara ciuman, aku yang makin penasaran mengambil kursi dan berniat mengintip dari lubang udara yang ada di atas pintu.‌ Aku naik dan mulai melihat keadaan didalam kamar, dan benar sekali dugaanku, ibu dan mas Edy ada di dalam, dengan keadaan keduanya sama-sama bugil, mas Edy tiduran dan ibu berada di atas badanya, keduanya saling ciuman dan bertukar lidah, melihat ini yang tadinya aku marah dan malah membuatku sange, karena ibu juga sepertinya sama-sama mau, kelihatan dari ciuman, sangat penuh nafsu, saat mulut keduanya terlepas kadang ibu yang memulai lagi dengan lihainya.



Sluppp sluppp, muuchhh, suara nya memenuhi seisi kamar


Mas Edy : ayo lagi mbak, diatas ya


Ibu Nanik : masa aku lagi, gantian dong


Mas Edy : tadi belum selesai loo


Ibu Nanik : udah cepetan ( sambil memperbaiki posisi dan memegang kontol mas Edy yang lumayan panjang dan mendongak ke atas )


Mas Edy : ahhhh, ahhhh mbak nik ( saat kontolnya masuk ke memek ibu )


Ibu Nanik : ehhh, ahhhh ( ibu mulai menggoyangkan kedepan belakang dengan perlahan )



Cuma beberapa detik ibu menghentikan goyanganya dengan kontol yang belum terlepas.


Ibu Nanik : mana tadi kunciranku ( sambil mencari di sekitar bantal yang di tiduri mas Edy, yang otomatis payudaranya bergelantungan bebas didepan muka mas Edy, dan dengan ganasnya langsung di remas dan di emut sama mas Edy )


Mas Edy : iya gini, biar gak nganggu rambutnya ( dengan tangan yang masih meremas dan mengelus payudara ibu )


Ibu Nanik : bisa aja kamu tuhh, mau enaknya aja ( kembali dengan posisi tegak di atas tubuh mas Edy dan kedua tangan nya menguncir rambut )


Mas Edy : ahhh, mulus banget mbak ( sambil meremas remas payudara ibu )



Selesai dengan kunciranya, ibu menurunkan tangan nya di dada mas Edy dan mulai menggoyangkan lagi pantat nya.



Mas Edy : ahhh mbak nikk, ahhh ( kedua tangan mas Edy memegangi bahu, dan kadang juga pindah ke payudara dan meremasnya dengan lembut )


Ibu Nanik : ahhh, ahhhh mass ahhh



Sekitar 5 menitan dengan posisi ini, ibu langsung ambruk di badan mas Edy dan mulai lagi menggoyangkan pantat nya ke atas bawah



Ibu Nanik : ahhh masss, ahhh


Mas Edy : enak mbakk nik, sini sini ( sambil merobohkan ibu ke badan nya )


seperti sudah faham keduanya langsung ciuman dan beradu lidah, tangan mas Edy juga mengelus elus punggung ibu yang kelihatan mengkilat karena pantulan cahaya lampu ke keringatnya, beberapa menit kemudian keduanya berhenti bergoyang tapi masih lanjut ciuman, tanpa aba-aba mas Edy mengangkat tubuhnya dan ibu, sekarang mereka diposisi pangku-pangkuan.



Mas Edy : ayo sayangg ( sambil melepas ciuman dan kedua tangan nya mendorong pantat ibu untuk bergoyang )


Ibu Nanik : masss, ahhh


Mas Edy : cium cium


Ibu Nanik : sluuppp muahhh ( dengan kedua tangan nya yang mengacak-ngacak rambut mas Edy )


Sekitar 10 menit tan mereka beradu diposisi ini mas Edy sepertinya udah mau keluar.


Mas Edy : cepet mbak udah mau keluarrr, ahhhh


Ibu Nanik : ahhhh, mass ( plok plok plok suara tatapan kulit mereka semakin keras terdengar di tambah juga keadaan mereka yang sama-sama banjir keringan, sampai kunciran ibu tadi berada di ujung rambut, keguncang dengan goyangan mareka )


Mas Edy : ahhhh, udahh sayangg, ahhhh ( kedua tangan nya mengangkat pantat ibu)


Croot croottt crott, ada tiga semburan deras di tambah beberapa semburan kecil mani yang keluar dari kontol mas Edy, semua mengenai perut ibu dan berceceran ibu kasur yang udah di gelar kebaya, mungkin agar gak kotor dengan sisa2 mereka main.


Ibu Nanik : Banyakk bangett ihhh ( sambil membersihkan perut yang terkena semburan tadi dengan kain gelaran )


Mas Edy : ya gini kalo ditahan-tahan, apalagi yang keluarin kamu hehehe


Ibu Nanik : ihhh, mau enaknya aja, kalah lagi loo kamu ( sambil ketawa kecil meledek mas Edy )


Mas Edy : ini masih kuat loo, kalah gimana ( sambil ngerebahin ibu ke atas tubuhnya dan mulai ciuman lagi )



Mas Edy duduk bersandar di dinding dengan ibu ada di atasnya dan mereka lanjut ciuman, sambil juga ngobrol di sela-sela mereka ciuman.



Mas Edy : Gimana, ayo lagi ya ( sluppp lanjut ciuman lagi )


Ibu Nanik : udah ahh, nanti keburu ada pak sardi ( sluuupp, slupp )


Mas Edy : gak, masih lama kayaknya


Ibu Nanik : nggak ahh, nanti juga kamu lagi yang kalah


Mas Edy : ayo lah mbakk, aku yaa yang di atas biar kamu yang kalah ( sambil ketawa kecil dan lanjut beradu lidah )


Ibu Nanik : udahh ahh, kok masih mau aja udah keluar loo


Mas Edy : kalo sama mbak yang muluss gini seharian juga masih kuat hehehe ( sluuppp muachh )


Ibu Nanik : halahh, gombal aja kamu mas


Mas Edy : iya bener mbak, kalo jadi istriku mbak tiap hari aku ajak main


Ibu Nanik : ihhh, makanya cepet cari istri biar gak ngajakin istri orang teruss


Mas Edy : kalo bisa sama mbak yang cantik dan muluss gini ngapain cari istri, ini aja udah enak banget ( sluupp muachhh )


Ibu Nanik : ngawurr aja kamu mas, emang kamu kira aku apaan bisa seenaknya


Mas Edy : hehe bercanda mbak nikk sayanggg, lagian mbak juga pagi-pagi udah menggoda banget


Ibu Nanik : emang kamu aja yang pengen, malah nyalahin aku pake baju


Mas Edy : udah ayo lagi mbakk


Ibu Nanik : gakk ahh, udah capek aku, nanti kalo ada pak sardi bisa bahaya


Mas Edy : yahh masa udahan sihh, mumpung sepi rumah


Ibu Nanik : yaudah tiduran di sini aja tapi gak main ( ibu langsung inisiatif memulai ciuman dan mereka berdua tiduran, tangan keduanya juga sama-sama mengelus-ngelus seluruh tubuh )


Aku yang sedari tadi udah sange banget mutusin turun, takut ketahuan juga, aku ke kamar dan coli disana, bener-bener gak habis pikir, gimana awalnya ibu bisa main sama mas Edy, selesai dengan coli ku, aku langsung keluar rumah dan pergi lagi ke rumah temanku.


Aku balik ke rumah temanku lagi untuk lanjut main, dengan perasaan bercampur aduk, dan rasa penasaran yang gede juga, gimana awalnya ibu bisa sampai berhubungan badan dengan mas Edy, aku lanjut main di rumah temanku sampai sore hari, sekitar jam 5an sore aku baru pulang ke rumah, sesampainya di rumah sudah tidak ada pas sardi, hanya mas Edy yang masih di belakang sedang beberes barang untuk keperluan renov, aku juga lihat ibu yang lagi di dapur, tapi kali ini sudah berpakaian kaos biasa dan rok se betis nya, tidak ada gelagat aneh dari keduanya sore itu. Renovasi kandang berlanjut selama 3 hari, karena aku masih penasaran di hari keduanya aku memutuskan untuk tidak pergi kemana-mana, aku hanya di kamar sambil mengawasi ibu dan mas Edy, tapi hari ini nihil, gak ada keanehan atau gelagat untuk bercinta lagi dari mereka.

Pikirku mungkin karena mereka tau aku di rumah jadi mereka tidak berani aneh-aneh, di hari selanjutnya aku memutuskan untuk pergi seperti dua hari lalu, aku pamit dari pagi dan pulang tiba-tiba siangnya, waktu pulang dan dengan keadaan rumah sepi dan aku mendengar suara dari kandang belakang rumah, aku kira mereka main lagi, ternyata itu hanya suara mereka bertiga masih ngobrol dan makan makanan yang di hidangkan ibu sambil beritirahat, tidak ada temuan apa-apa saat itu, akupun lanjut ke warkop untuk lanjut nongkrong. Beberapa hari dari selesai perenovan kandang, ayah pun pulang dari kota seperti biasa, dan semakin tidak ada gelagat aneh-aneh lagi dari ibu dan mas Edy, dari sini aku bisa menyimpulkan ternyata tidak setiap waktu ibu dan mas Edy bercinta, memang hanya waktu-waktu tertentu saja pas ayah tidak dirumah, tapi emang bener-bener random kapan mereka akan berhubungan, dan aku berfikir mungkin ada saja waktu mereka bercinta dan aku ngelewatin moment itu seperti pertama kali kecurigaanku waktu sore mereka berdua bercanda dengan keadaan keduanya berkeringat di kandang. 2 harian ayah diurmah, dia pun berangkat lagi ke kota untuk pekerjaanya, hari ke hari pun berjalan seperti biasanya, sampai sekitar 4 harian dari ayah pergi bekerja ada tetangga sebelah yang mengadakan hajatan.


Malam harinya, sekitar jam 7 malem, aku makan malem di ruang tengah sambil nonton tv, tiba-tiba ada mas Edy yang masuk rumah dan menanyakan ibu ada dimana, aku sambil menunjuk dapur karena emang ibu ada disana, dan inipun tidak mengundang kecurigaanku, karena emang udah sering dan biasa mas Edy kerumah, mungkin ada urusan ternak pikirku, mas Edy pun menuju dapur, karena ruang tengah tidak terlalu jauh, aku bisa mendengar sayup-sayup obrolan mereka yang sedang bicarain ternak dan tetangga yang besok ada hajatan.


Sampai aku baru sadar kalau ibu tadi didapur hanya memakai dasternya merah nya, daster yang sama dengan pertama kali aku curiga waktu sore hari di kandang, dengan ibu berpakaian seperti itu aku yakin banget pasti mengundang birahi mas Edy, dan benar saja obrolan mereka perlahan menghilang dan berganti dengan suara (slupp sluppp muachh).


Aku kaget apa yang mereka lakukan di dapur, aku yakin banget mereka lagi ciuman, aku yang menoleh ke belakang tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan, dan itupun singkat banget sampai aku mendengar ibu bilang



Ibu Nanik : Udahh mas, jangan aneh-aneh looh



dan suara itupun berhenti, mas Edy pun balik lagi ke rumah nya, dengan di ikuti ibu sampai ke depan rumah, selesai dengan makanku, aku lanjut main lagi ke rumah temanku, dan sekitar jam 9 malem aku dan temanku pindah ke warkop biasanya, dan disana juga ada mas Edy ternyata. Pagi harinya seperti biasa, ada mas Edy yang pagi-pagi sebelum bekerja mengecek ternak dan ibu yang masak, selesai dengan pekerjaan masing-masing, mas Edy lanjut berangkat kerja dan ibu bilang ke aku akan pergi ke rumah tetangga untuk bantu-bantu ngurus hajatan nya. Jam menunjukan pukul 2 siang, terop dan sound system yang dipakai hajatan udah datang, semua warga khusunya bapak-bapak ikut membantu tukang yang memasang, aku juga melihat mas Edy ada disana, sampai terus dan sound terpasang, keadaan masih ramai di depan rumah, karena sebagian terus melewati depan rumahku, aku bersama teman-temanku juga ikut melihat-lihat disana, sampai sekitar jam 3 an aku melihat ibu pulang ke rumah, dengan dress panjang dan hijab nya ibu melewati mas Edy yang lagi duduk-duduk dengan warga lainya.


Aku yang masih sibuk dengan teman-temanku sekitar jam setengah 4-tan memutuskan pulang karena aku disuruh tetanggaku namanya mbok harti.



Mbok harti : Nakk, tolong bilangin ibu dirumah suruh kesini lagi bawa wadah besar yaa


Fandi : Iya bu, aku bilangin dulu ya


Mbok harti : Iyaa, suruh cepetan udah ditunggu.



Dan waktu berjalan pulang aku sudah tidkan melihat mas Edy lagi di antara kumpulan warga tadi, aku yang tidak menaruh curiga apa-apa lanjut masuk rumah yang pintu depan nya juga masih terbuka. Dengan keadaan sound yang sudah dinyalakan dan ramainya warga di depan rumah, betapa kagetnya aku ketika masuk, aku melihat ada daster ibu semalam, bh, dan celan kolor berceceran di ruang tengah, ada juga celan kolor kaos dan celana panjang yang tadi dipakai mas Edy, aku yang langsung ngeh kalau mereka sedang bercinta mulai memelankan jalanku, dan mengintip mereka di kamar kosong biasanya. Yang bikin aku gak habis pikir lagi, dengan pintu depan yang tadi terbuka dan pintu kamar pun terbuka lebar, tapi masih ketutup dengan selambu yang samar2 bisa melihat keadaan dalam kamar, beraninya mereka bercinta dengan kondisi seperti ini, melihat pakaian bercecer diruang tengah berarti mereka sudah dalam kondisi bugil tadi disini. Kondisi pintu depan yang terbuka malah aku yang takut tiba-tiba ada yang masuk ke rumah, dengan suara sound yang keras akupun menutup dan mengunci pintu depan agar bisa mengintip mereka dengan leluasa, selesai dengan urusan pintu aku mengendap-ngendap lagi ke depan kamar. Aku mulai mengintip dari bawah selambu, karena selambu dirumah tidak sampai lantai, dan masih bisa dengan jelas melihat seluruh keadaan kamar yang aku lihat pertama mas Edy duduk diranjang dengan tanganya yang mengelus-ngelus badan ibu dan kadang juga memegangi rambut ibu yang sedang menunduk dan mengulum kontolnya. Kali ini aku tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan karena suara keras dari sound depan rumah, aku hanya bisa mendengar beberapa obrolan mereka ketika sound mati sejenak untuk berganti lagu, sekitar 10 menitan dengan kuluman nya, mas Edy mengangkat tubuh ibu dan dengan posisi saling berpangku mereka saling bertukan lidah dengan panasnya, kadang juga di berganti mengokop payudara ibu. selesai dengan ciuman dan kokpan nya, mas Edy tiduran dan seperti udah faham ibu langsung memasukan kontol nya yang udah tegak ke atas ke memeknya, ibu pun mulai menggenjot ke depan belakang dan kedua tangan mas Edy

meremas payudara ibu yang bergantung bebas saat ibu bergoyang.



Ibu Nanik : Ahhh ahhhh


Edy : Enakk mbakkk, terusss ahhh...


Itu sepenggal racauan mereka yang ku dengar saat sound berhenti, cukup lama dengan posisi wot nya, tubuh ibu dan mas Edy seperti udah bercucuran keringat, mungkin karena emang kamar kosong ini tidak ada kipas anginya, makanya cepat sekali mereka berkeringat saat berhubungan badan, tapi malah menambah gairah dengan keadaan seperti itu. Ibu pun merobohkan badan nya dan mulai menggenjot dengan mulutnya yang saling bercumbu dengan mas Edy, tangan mas Edy mengelus punggung ibu dan kedua kakinya dikalungkan ke pantat ibu, kedua tangan ibu juga seperti mengelus dan menjambak rambut mas Edy.


( Plookk plokkk plokk ) Suara tatapan tubuh mereka dengan keadaaan yang udah basah, terdengar keras saat suara sound berhenti.


Edy : hahhh, ahhh mbak udah udah


Ibu Nanik : ahhh, mau keluarrr


Edy : iyaa ahhhh ( sambil mengangkat pantat ibu )



Dengan posisi duduk dan kedua tangan nya mepapah ke belakang ibu langsung mengocok kontol mas Edy yang sudah tegak dan keras, ibu yang juga duduk di sampingnya, satu tangan ibu mengocok kontol dan satunya di rangkulkan ke pundah mas Edy dan keduanya mulai benciuman. Sekitar 5 menitan mengocok kontol mas Edy yang belum juga keluar, mas Edy merobohkan badan ibu, dan sepertinya melanjutkan genjotanya, kali ini posisi mas Edy ada di atas, kedua kaki ibu ri angkan ke pundaknya dan mas Edy mulai menggoyangkan badanya ke depan belakang, genjotanya semakin cepat, agak lama kemudain mas Edy merobohkan tubuhnya dan mulai bercumbu lagi. Mereka juga berganti posisi mengarah samping, tapi kali ini aku hanya bisa melihat punggung mas Edy, karena keduanya menghadap ke tembok yang belawanan dengan posisiku mengintip, beberapa menit kemudian mas Edy mengubah posisinya lagi kali ini dia di atas dan memapah badanya dengan sikunya, dengan posisi ini badan dan muka mereka agak berdekatan. Mas Edy mulai menggenjot dan kedua kaki ibu juga melingkar ke pantat mas Edy seperti yang dilakukan mas Edy ekpada ibu pas wot tadi, keduanya menggenjot dengan pelan dan masih fokus dengan cipiokannya, ibu juga melet untuk memancing mas Edy lagi waktu ciumanya lepas, sangat panas sekali mereka berdua, seperti tidak menghiraukan semua keadaan ramai yang ada di depan rumah.



Mas Edy mulai mempercepat genjotanya dan sekitar lima menit-tan sepertinya akan segera keluar, di sini juga kebetulan sound berhenti jadi aku bisa mendengar racauan mereka.


Mas Edy : Ahhh ahhhh mbak nikkkk


Ibu Nanik : Cepett, ahhh udahhh udahh


Mas Edy : Kencengin yangg ahhhh


Ibu Nanik : Ahhhh masss, ahhhh ( sambil kedua tanganya memeluk dengan kencang punggung mas Edy )



Mas Edy pun mengangkat tubuhnya dengan cepat dan kontolnya juga terlepas dari memek ibu, dengan satu tangan yang masih mempah tubuhnya dan tangan kirinya yang memegangi kontolnya dan Croottt croottt crotttt, dan 4 semburan deras yang jatuh bebas di perut ibu, croot-tan cipratan juga sampai leher ibu saking kencangnya.



Edy : Ahhhh, ahhhhh


Ibu Nanik : Ahhhh, masss ( ibu langsung menarik leher mas Edy untuk bercumbu )



Sluuppp sluppp mcuahhh, mas Edy pun lemas terkulai di atas badan ibu yang penuh dengan pejunya tadi, mereka berciuman dengan lem**** sambil saling mengelus badan masing-masing. Aku lagi-lagi udah gak kuat melihat mereka berdua, dan memutuskan ke kamar untuk mengeluarkan punyaku juga, sangat panas banget kejadian sore ini, dengan keadaan ramai seperti tidak membendung rasa cinta dan birahi ibu dan mas Edy. Aku yang lemas seusai mengeluarkan cairanku dikamar, dengan keadaan pintu kamar terbuka dan hanya selambu yang ku tutup bisa melihat samar-samar keluar, ibu dan mas Edy keluar dan mengambil bajunya tadi di ruang tengah, ibu merapikan bajunya tapi sepertinya tidak untuk dipakai lagi, dan mas Edy yang minum air dengan keadaan kontolnya yang masih saja tegak, selesai dengan minumnya mas Edy langsung memeluk ibu dari belakang dan mencipok leher ibu dan kedua tanganya meremas payudaranya dari belakang. Ibu hanya diam dan sepertinya agak kaget dengan kelauan mas Edy.



Ibu Nanik : udahh, nanti dilihat orangg itu loh.


Edy : enggak amann kok, gak papah


Ibu Nanik : tadi kamu tutup gitu pintunya ?


Edy : enggak, bukanya kamu tadi yang tutup


Ibu Nanik : enggak kok, tadi masih kebuka ingetku


Edy : di depan ya mbak nikk, ( sambil mendorong ibu dari belakang dengan posisi yang masih memeluk, mengarahkan ibu ke kamar depan )


Ibu Nanik : udahh ahhh, di lihat orang nanti ( ibu agak menolak kali ini )


Edy : gak papa, nanggung masih lama waktunya


Ibu Nanik : yaudahh kunci aja sekalian pintunya.


Edy : ehhh udah kuncian lohh ini ( mas Edy kedepan mengecek pintu dan balik lagi ke ibu )


Ibu Nanik : hahhh, perasaan tadi gak ada yang kunci


Edy : yaudahh sihh malah baguss, amann kita heheh ( mas Edy langsung membopong ibu ke kamar )


Ibu Nanik : ehhhh, aduhh ngapain inii ( ibu ketawa, kaget dengan kelakuan mas Edy yang sepertinya udah sange banget, menggendongnya dan masuk ke kamar depan )


Mereka berdua masuk dan kali tidak menyalakan lampu, mungkin takut ketahuan warga yang ada didepan, karena akan sangan mencolok kalau lampu kamar depan nyala sendiri dan ini masih sekitar jam setengah lima sore, saat mereka masuk tadi, mungkin ngerasa aman dengan pintu depan yang udah terkunci, mereka lagi- lagi tidak menutup pintu kamar, dan sekarang malah selambu kamar setengah terbuka karena mereka masuk tadi. Aku menunggu situasi aman dan mulai keluar kamarku untuk mengintip mereka lagi, kali ini malah aku hanya memakai kaos, karena celana pendek ku tadi penuh peju ku sendiri buat lap di kamar, aku mengintip mereka dengan berdiri di samping pintu sambil leluasa mengocok kontolku. Aku lihat mas Edy tiduran dan ibu masih bediri di samping ranjang, ibu sedang menguncir rambutnya yang sudah setengah basah akan keringatnya tadi, selesai dengan kunciranya, ibu mulai menaiki tubuh mas Edy dan menggenjotnya dengan perlahan, mas Edy yang tiduran mengankan tubuhnya sendiri dan kali ini dia duduk dengan kedua tanganya mengelus punggung ibu, tak lupa mukanya juga di benamkan ke payudara ibu yang terpampang didepan wajahnya. Mereka juga bergantian memulai cumbuan yang panas dan penuh nafsu, ketika sound berhenti yang mereka melepaskan cumbuan, aku bisa dengar obrolan mereka


Edy : mbak nikk sayanggg


Ibu Nanik : iya massss


Edy : cantikk bangett kamuu mbakk


Ibu Nanik : ahhhh bisaa aja


Edy : terusss sayanggg ahhhh


Ibu Nanik : ahhh masss, ahhh


Sluppp sluppp, plokkk, mereka mempercepat goyanganya, kali ini ibu menggenjotnya keatas bawah, keringat mereka berdua bercucuran lagi, mas Edy menjamah seluruh badan ibu, dengan genjotan keduanya yang sepertinya sudah sampai dipuncak, sampai kunciran ibu terpontang panting dan terlepas dari rambutnya. Semakin keras genjotan mereka berdua dan mungkin kalau suara sound terhenti akan kedengeran sampai luar racau ibu dan mas Edy, Mas Edy dengan kedua tangan nya mengangkat pantat ibu, dengan ibu yang sepertinya udah faham kali ini setengah berdiri dengan lututnya dan mas Edy beranjak berdiri, kali ini kontol mas Edy tepat di depan dadat ibu dan croottt croottt crottt, ada dua semburan deras dan beberapa sisa-sia semburan.


Keduanya tertawa, mas Edy memposisikan setengah berdiri sama dengan ibu, tangan kirinya merangkul ibu dan tangan kananya seperti mengelus dan meratakan pejunya yang tadi keluar di dada ibu, keduanya pun bercumbu dengan mesra. Selesai dengan cumbuanya, mas Edy seperti membuka tirai jendela dan seperti dilarang ibu, aku tidak bisa mendengar obrolan mereka karena sound masih memaikan musik, tapi mas Edy masih merayu ibu untuk membuka tirai jendela sambil meraih leher ibu dan mencumbunya kembali, di sela-sela cumbuan mereka mas Edy masih merayu ibu untuk boleh membuka tirainya. Dan sepertinya ibu pun menuruti permintaanya, mas Edy kemudian membuka tirai jendela, tapi keadaan jendela masih tertutup rapat, jendela dirumah model gelap yang hanya kelihatan kalao kita dari dalam, orang diluar gak akan tau kecuali lampunya di nyalain. Ibu yang masih berdiri dengan lututnya mulai lagi menguncir rambutnya, kali ini ia menguncirnya model keatas, melihat kedua tanganya menguncir membuat payudaranya bebas terpampang yang langsung di lahap sama mas Edy kedua tanganya meremas dan mulitnya bergantian mengokopnya, mungkin beberapa detik dan ibu selesai dengan kunciranya, mas Edy memposisikan tubuh ibu ke posisi doggy menghadap jendela, dan kedua tangan ibu perpegangan ke kusen jendela, mas Edy mulai menggenjotnya dari belakang dan kedua tangan nya kadang bergantian merai payudara dan juga mengelus punggung ibu yang sama basah keringat seperti tubuhnya.



Ibu Nanik : Haaahhh.... ahhhh... ahhhh ... masss...


Edy : Enakkk sayanggg, enakkk


Ibu Nanik : Aduhhh, jangan cepet-cepet ahhhh



Racauan mereka berdua yang kudengar saat sound mati, agak lama dengan posisi ini kemudia mas Edy seperti mengangkat tubuh ibu agar lebih tegak keatas dan tangan ibu juga di arahkan berpegangan ke kusen agak keatas, dengan posisi ini mas Edy bisa dengan leluasa meremas payudara ibu dari belakang dan kembali menggenjotnya. Dengan keadaan sound yang mati, beberapa menit mereka dengan posisi barunya, tiba tiba mereka melepaskan tubuh masing-masing dan seperti mau turun dari ranjang, aku yang kaget langsung kembali ke kamarku, ternyata benar mereka keluar kamar, ibu keruang tengah mengambil semua bajunya tadi dan juga baju mas Edy, Ternyata dari luar ada yang mengetok pintu, Ibu keluar lagi dari kamar depan dengan dasternya, ibu membuka pintu dan ternyata itu mbok harti tadi.



Mbok harti : kenapa di kunci segala


Ibu Nanik : iya aku dibelakang tadi, depan rame orang, ada apa mbok ?


Mbok harti : mau pinjem wadah besar mu, buat sayur tadi


Ibu Nanik : oh iyaaa, silahkan masuk dulu mbok


Mbok harti : tadi aku udah suruh ke fandi anakmu, tapi kok lama banget belum balik ngambil nya


Ibu Nanik : mungkin lupa mbok, apalagi tadi sama temen-temenya di depan


Mbok harti : la iya makanya aku kesisi, ngambil sendiri


Ibu Nanik : ini Mbokk wadahnya


Mbok harti : iya aku pake dulu yaa


Ibu Nanik : iya mbok



Mbok harti pun kembali ke rumah hajatan dan ibu kembali masuk ke kamar depan, agak bentaran kemudian keduanya keluar dan mas Edy hanya memakan celana pendeknya, keduanya seperti berjalan ke kamar mandi, karena situasinya aman aku memutuskan untuk keluar rumah dengan celana pendek ku yang penuh dengan cairan. Beberapa menit aku memutuskan untuk masuk rumah lagi, dengan alasan ingin menyampaikan pesan dari mbok harti tadi ke ibu, supaya ibu gak curiga, akupun masuk rumah, dan mencari ibu, ternyata ibu lagi di dapur sedang ngobrol dengan mas Edy, dan mas Edy lagi minum air, aku lihat ibu hanya memakai daster dan kelihatan banger tanpa memakai bh, mas ari juga masih memakan celana pendeknya denga baju yang di gantungkan di pundaknya, keduanya masih dengan keadaan lepek akan keringatnya tadi.



Fandi : Buu, tadi di suruh mbok harti ke sana, suruh bawa wadah besar katanya.


Ibu Nanik : Udahh telatt fann, tdi mbok harti udah kesini, kamu kemana aja orang dipesenin kok gak bilang ib


Fandi : Heheh lupa bu, tadi main sama teman kok.


Edy : Kebiasaan fandi kalo udah main lupa semuanya.


Fandi : Hehehe... iya mas, saking asyiknya.


Ibu Nanik : Ya... udah mandi dulu gihh, udah sore.


Fandi : Iya buu... bentar.


Keduanya seperti capek dengan kegiatan bercintanya tadi, bisa aku lihat dari nafas mereka apalagi nafas mas Edy, dan aku juga udah capek keluarin punyaku yang sedari tadi melihat mereka berdua bercinta dengan panasnya, aku ke kamarku dulu dan waktu mau lanjut mandi melihat mereka berdua udah di kandang sedang memberi dan mengecek ternak. Gila banget kelakuan mereka berdua, sama-sama sangenya sampai tidak peduli dengan keadaan depan rumah yang ramai akan orang lau lalang ngurus hajatan, aku kira udah cukup untuk hari ini ternyata tidak mereka melanjutkan percintaanya di malam nya, mungkin masih belum puas dengan gaya doggy nya tadi yang terpotong gara-gara ada mbok harti.


Di malamnya ibu lanjut membantu di rumah tetangga yang hajatan, aku juga melihat mas Edy ada disana…



Karena ada salah satu acara hajatan yang berlangsung malemnya, semua warga dekat rumah juga ikut membantu, termasuk ibu dan mas Edy, acara berlangsung singkat sampai jam 9 malam. Selesai acara dan semua tamu pulang, aku dan teman-teman ikut nongkrong di terop, yang banyak juga warga, terlebih bapak-bapak tetangga ngeronda sampai larut malam di terop, ramai suasana malam itu, aku juga tau walau acara udah selesai ibu masih di dalam rumah untuk membantu di dapur. Aku dan temanku yang nongkrong berjarak sekitar 5 meter ran dari mas Edy dan bapak-bapak lain nongkrong disana, sampai sekitar jam setengah 10 malem aku melihat ibu dengan dress dan hijab nya keluar dari rumah dan memutuskan pulang, ibu melewati tongkrongan mas Edy dan aku, di saat berjalan dan dekat dengan mas Edy, mereka betegur sapa.



Edy : Udah selesai ta mbak.


Ibu Nanik : Iya mas, udah malem.



Obrolan itu pun seperti tidak ada yang aneh, bapak-bapak lain juga seperti tidak ada yang curiga, hanya obrolan tetangga saja mungkin pikirnya, dan saat melewatikupun ibu menyapaku dan berpesan agak tidak malem-malem nongkrongnya.



Ibu Nanik : Jangan malem-malem fan main nya!


Fandi : Iya buu.



Ibu pun pulang ke rumah meninggalkanku dan mas Edy di depan, dengan ibu menyuruhku agar gak terlalu malam untuk pulang dan hubungan nya dengan mas Edy tadi sore, aku gak curiga ibu akan bercinta lagi pun melanjutkan main ku dengan teman-teman. Sekitar 15 menit dari ibu pulang, aku pun melihat mas Edy beranjak dari duduknya, dan seperti berpamitan sebentar pada orang-orang, mas Edy melewatiku dan aku lihat dia mengarah pulang ke rumahnya, aku yang melihat itupun semakin gak kepikiran lagi, sampai jam menunjukan pukul 10 malam, ada anak mas Edy yang datang ke terop, namanya Yoyok, dia seumuran pas denganku, dan di dua waktu aku ngintip ibu dan mas Edy, aku juga lagi bersama Yoyok, pas pertama ada tukang, dan tadi sore di terop.


Yoyok : Gak lihat bapak ku fan ?


Fandi : Tadi pulang kayaknya, baru aja.


Yoyok : Gak ada di rumah, aku pikir di sini tadi.


Fandi : Bukanya kamu dari rumah, kok gatau dia pulang ?


Yoyok : Aku dari rumah rama tadi, baru aja balik, cari-cari bapak makanya langsung kesini ( temanku lagi di desa sebelah )


Fandi : Lahh, beneran ki, tadi pulang kok ( beberap temanku juga mengiyakan jawabanku, karena memang beberapa ada yang melihatnya )


Yoyok : Ahh.. ngak tau lah, lanjut mainn aja yok


Mendengar jawaban Yoyok aku mulai curiga, apa jangan-jangan mas Edy lagi dirumah dengan ibu, tapi tadi aku lihat mas Edy pulang kerumah, pikirku kacau dan penasaran, aku pun ingin memastikan dirumah, apa benar ibu dan mas Edy sekarang berhubungan badan lagi, aku pamit ke temen-temen ingin mengambil barang dulu di rumah. Aku pun berjalan ke rumah, dari depan semua lampu terlihat mati tapi dugaanku sepertinya benar, aku lihat sandal mas Edy di pinggir pintu, aku mengintip dari jendela depan yang tertupu selambu, agak samar terlihat lampu kamar kosong yang biasa dipakai ibu sama mas Edy menyala, aku mencoba membuka pintu perlahan yang ternyata di kunci dari dalam, feelingku semakin kuat bahwa mereka sedang bercinta di dalam, aku mencoba mencari cara agar bisa masuk, dan karena ini malam hari jadi jalan samping rumah yang biasanya untuk jalan ternak keluar masuk pun gelap, karena jalan itu bertepatan dengan jendela kamarku dan kamar kosong jadi aku memutuskan untuk mengintip dari sana. Aku berjalan kesana dan benar terdengar suara ciuman dan plok plok tubuh mereka, sialnya selambu dan jendela hitam nya agak susah untuk mengintip, bahkan sama-samar keadaan dalam kamar pun tidak kelihatan sama sekali, hanya kelihatan lampu yang menyala, aku yang juga sudah sange dan pengen lihat pun memberanikan diri untuk mengetok pintu depan dengan alasan ingin mengambil barang di kamar, aku juga ingin melihat bagaimana mereka jika aku masuk, apa mas Edy akan sembunyi dan apa juga alasan ibu mengunci pintu padahal aku jelas-jelas masih ada di luar rumah.


(Tok tok tok)


Fandi : Buuu... ibu buka buu


Ibu Nanik : Iyaa nakk.. bentar (beberapa ketokan ku pun berhasil membuat ibu membuka pintu )


( Clek clek, suara kunci pintu dan pintu pun terbuka )


Fandi : Kok dikunci sih buu, aku kan masih ada di luar.


Ibu Nanik : Iya lupa ibu, tadi udah mau tidur, ibu kira kamu tadi juga udah dikamar ( ibu memakai daster yukensi kuningnya dan kelihatan gak memakai beha, rambutnya juga di ikat ke atas dengan kunciran karetnya )


Fandi : Udah gak usah dikunci bu, aku mau balik lagi, mungkin nanti agak malem baru pulang ( mau tidur apa tidur enak sama mas Edy, pikirku saat mendengar alasan ibu)


Ibu Nanik : Iyaa nak... lupa ibu tadi



Aku pun masuk ke kamar ku dan pergi ke kamar mandi sebentar, lampu kamar kosong yang tadi menyala pun udah mati dengan keadaan pintu tertutup, aku yakin mas Edy masih sembunyi disana, aku pun pamit lagi untuk keluar dan berpesan ke ibu untuk tidak mengunci pintu lagi. Aku balik ke terop dengan teman-teman dan sekitar 10 menitan pikirku mereka udah lanjut main lagi, aku pamit lagi untuk pulang karena ingin bab, aku berjalan ke rumah dan melihat lagi dari jalan samping rumah, aku melihat lampu kamar kembali menyala, emang udah dimabuk asmara mereka berdua pikirku, aku masuk ke dalam rumah dan benar pintu depan sudah tidak dikunci, perlahan aku berjalan ke dalam mengintip di kamar, pintu nya tertutup dan aku langsung mengambil kursi yang aku pakai waktu itu.


Aku naik dan melihat dari lubang udara, mas Edy duduk bersandar di dinding dengan kedua tangan nya yang meremas payudara ibu, wajahnya hanya menatap dengan mulut sedikit menganga dan sedikit meracau melihat goyangan ibu dan ada di depan nya, kedua tangan ibu di taruh di bahu mas edy, ibu bergoyang ke depan belakang secara perlahan. Agak lama mereka diposisi ini dan ibu terus bergoyang, tiba tiba mas Edy yang dari tadi sibuk dengan meremas dan mengokop payudara ibu mulai menjilat belahan payudara dan jilatanya mulai mengarah keatas, sampai leher, dagu dan mulut ibu, keduanya pun mulai saling ciuman dan berukar lidah, dengan tangan mas Edy yang berubah membelai punggung ibu, tangan ibu pun seperti tidak mau kalah dengan menarik tubuh mas Edy agar tidak bersender dan mulai membelai nya juga, ibu mulai mempercepat genjotanya dan keduanya semakin erat berpelukan.


Tangan mas Edy yang tadinya membelai pu ininggung pun mulai meremas pantat ibu, semakin cepat, keduanya juga melepas ciumanya dan meracau.



Edy : Ahhh... sayanggg... ahhhh... ahhh...


Ibu Nanik : ahhh.. masss... ahhh...


Edy : ahhh... udahhh... sayangg... enakkk... ahhh...


Ibu Nanik : ahhhh... mass...



Mas Edy pun dengan cepat mengangkat pantat ibu dan berdiri sambil memegangi kontolnya yang mengarah ke dada ibu dan Crott crottt crottt, 5 semburan deras yang membanjiri seluruh payudara ibu, dengan kontol yang masih belepotan mas Edy menyuruh ibu untuk mengulumnya


Edy : di bersihin sekalian mbak ( sambil tangan kirinya memegang rambut dan mengarahkannya mulut ibu ke kontolnya )


Ibu Nanik : bentar-bentar masihh kotor inii ( ibu yang tidak mau tapi tangan kanan nya mulai mengocok kontol mas Edy dan seperti membersihkan sisa-sisa pejunya )



Dan slupp slupp setelah kelihatan bersih ibu langsung memasukan kontol mas Edy ke mulutnya.



Edy : ahhh sayyanggg, enakk bangett Sambil kedua tanganya memegangi dan membelai rambut ibu



Ibu seperti sangat menikmati nya, dan diakhir kuluman nya ibu melepas tangannya dan hanya kontol dan mulut ibu yang beradu, dengan gerakan maju mundur mas Edy pun memegangi kepala ibu dan mencoba membenamkan kontolnya ke mulut ibu.



Ibu Nanik : oekk oekk, ihhh jangan di dorong gitu ( ibu melepas kulumanya dan mengelap mulutnya )


Edy : hehehe abisnya gemesin banget sih kamu ( mas Edy pun duduk seperti ibu dan mengambil kain yang ada di karus dan mulai mengelap dada ibu dan belepotan pejunya tadi )


Ibu Nanik : banyakk banget sihh mass, padahal sore tadi udah loo ( goda ibu sambil mengelap keringat di wajahnya dengan kain )


Edy : tadi sore kan nanggung, ada mbok harti yang tiba-tiba kerumah


Ibu Nanik : ya tadi kan juga udah keluar, masa ini masih banyakk


Edy : ya kan gak tiap hari kita main gini, makanya stock nya masih banyak untuk dikeluarin heheh ( selesai dengan tanganya yang bersihin dada ibu, langsung menarik ibu untuk tiduran dan mulai ciuman dengan mesra )



Sluppp slupp, keduanya seperti menikmati nya dengan posisi menyamping saling berhadapan, kedua tangan nya juga saling membelai tubuh, sambil mengobrol di sela sela ciuman nya.



Ibu Nanik : keluarr banyak banget kalo kalah terus juga percuma ( goda ibu yang langsung di sambut dengan ciuman dari mas Edy sebelum menjawab )


Edy : kamu cantik muluss gini gimana gak kalah coba


Ibu Nanik : yaahh ya kuatin dikit dongg makanya ( slupp slupp keduanya saling beradu mulut )


Edy : udahh sayangkuu, tpi goyangan dan tubuhmuu ini yang bikin gakuatt


Ibu Nanik : ihhh kasihann, maaff yaa hehehe ( sluppp ibu memulai dengan lidah yang memancing dan langsung di sambut mas Edy )



Keduanya masih ciuman agak lama, dan ibu dengan tangan nya yang juga mengocok kontol mas Edy, kelihatan dengan posisi tersebut kontol mas Edy kembali keras dan tegang.



Edy : ayoo lagii mbakk ( mas Edy bangkit dan mencoba memposisikan dirinya di atas ibu )


Ibu Nanik : ayoo sayanggg, keluarin lagii yaa ( goda ibu yang disambut mas Edy dengan senyuman, dan seperti makin semangat untuk mulai lagi )



Mas Edy mulai menggenjot ibu dari atas dan tangan nya meremas payudara ibu, cukup lama di posisi ini kemudian mereka berganti ke posisi samping dengan mas Edy di belakang ibu, aku agak menunduk karena posisi sampingnya menghadap ke pintu, setelah mendengar desahan mereka berdua, aku mulai perlahan mengintip kembali, tangan kanan mas Edy merangkul leher ibu dari bawah dan tangan kirinya meremas payudara ibu, kedua mulutnya juga tidak mau diam, ibu menoleh ke belakang dan mereka saling jilat dan bertukar lidahh. Mereka pun berganti lagi dengan mas Edy kembali di atas, dengan tangan yang memapah tubuhnya sendiri di kasur, mas Edy mulai menggenjot ibu, kali ini tangan ibu memilin pentil mas Edy, dengan tingkah ibu mas Edy semakin meracau



Edy : ahhh mbak nikk sayangg


Ibu Nanik : iya sayangg, ahhh


Edy : keluar dalam ya mbakk, aman gakk


Ibu Nanik : iya aman, kaluar dalam aja, ahhh



Ibu terus memilin pentil mas Edy, dan mas Edy semakin gelonjotan, agak lama dengan posisi itu, mas Edy yang kelihatanya udah gakuat ambruk di tubuh ibu dan kedua nya berlukan, ciuman nya juga semakin membabi buta sampai pipi dan dagu mereka belepotan liur, kaki ini juga di lingkarkan di pantan mas Edy.



Edy : ahhh gak kuatt sayanggg


Ibu Nanik : ahhh mass


Dan croottt tubuh mas Edy seperti menegang dan kaku, pantat nya juga seperti maju menusuk dalam memek ibuu.



Edy : ahhhh sayanggg ahhh


Ibu Nanik : ahhhh, ahhhhhh



Keduanya masih berpelukan dan kelihatan lemas, keringat keduanya bercucuran, tangan ibu membelai lembut punggung mas Edy seperti ingin menidurkan anak kecil.


Aku yang udah gak kuat mengakhiri pengintipan ini dan balik ke terop lagi, aku tidak tau apa mereka menyudahi atau lanjut lagi, sekitar 20 menitan dari aku balik, aku melihat mas Edy dengan kaos dan sarungnya menuju terop untuk nongkrong lagi, dari wajahnya kelihatan sumringah, mereka layaknya suami istri yang saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Besoknya acara resepsi pernikahan pun digelar dan beberapa hari setelahnya aku tidak melihat dan tau apakah ibu berhubungan lagi, mungkin mereka bermain lagi cuma aku tidak tau, tapi sepertinya tidak, sampai sekitar seminggu setelah acara hajatan dan ada kegiatan kerja bakti warga untuk bersih-bersih kampung, ibu dan mas Edy seperti udah kangen untuk berhubungan ranjang, karena paginya waktu kerja bakti aku melihat ibu didapur yang lagi buat kopi untuk warga tapi ada juga mas Edy dan pak rt disana.

December 2, 2024 4:05 AM